Dikacamata Moan

. Rabu, 23 Juni 2010
0 komentar


Dikacamata Moan, seakan akan pembaca akan dihadapkan oleh dua media pembicaraan, imajinasi dan realitas. Imajinasi penulis akan dibuat sedemikian detail,ekspresif dan mampu menghilangkan dua elemen batas dimana pudarnya garis batas khayal dan garis batas fakta. Dilain sisi, realitas seakan akan sebuah replika kehidupan yang tidak lagi menjadi landasan pokok pembicaraan utama, namun sebuah umpan balik yang salah melangkah hendak meneruskan haluan. Entah seperti apa deskripsi material yang akan diterangkan ,namun "Dikacamata Moan" kita secara bersama sama dalam satu ruang eksekusi diharapkan dapat merasakan atmosfir yang menghentak paradigma kita selama ini.Sebuah eksekusi akhir antara kehadiran realitas baru dalam membentuk cara kita menyikapi isi sebuah history,entah itu dalam tataran sosial, birokrasi, kisruh hukum dan pembentuk lainnya. Akan ada sebuah gagasan dalam point lain yang sangat mungkin tak terekam dalam generasi penerus kehidupan, namun hendaknya kita tetap optimistis memberikan nilai sebagai sebuah warisan, sikap sebagai aspek motorik dan hidup sebagai medium platinum. Begitulah kira kira sebuah kata pengantar blog ini yang sepertinya ingin dijadikan sepupu Editorial media indonesia yang dalam gagasannya "lugas,tegas dan terpercaya". Tetapi pada saat ini dan dalam jarak tempuh empat tahun, saya sangat mendambakan situs ini menjadi ulasan kita bersama, situs ini dapat menjadi riset kita semua dan situs ini tidak hanya menjadi sebuah pakem kritik mengkritik tetapi lebih dari itu.
Bukankah itu yang selama ini kita cari cari sebagai modal penting dalam menggali masa depan bangsa yang sedang ditimpa kasus A sampai kasus Z yang tak memiliki kaitan pembicaraan yang logis dalam mmelepaskan diri dari masalah.Semua ini semata mata hendak menghaturkan semua refleksi catatan saya yang selama ini saya pendam, saya pelajari dan saya hayati. Mudah mudahan Dikacamata Moan adalah sebuah bentuk keberhasilan kita semua dalam memparafrasekan kisah kehidupan menjadi nilai historik yang tidak terlupakan, nilai nasionalisme sebagai pondasi kinerja kebangsaan dan lain sebagainya.

Tidak mengerti apa isi perkataan saya..? Sama, saya pun juga.